RSS

Gunung Pulosari (Pandeglang)

Gunung Pulosari adalah gunung berapi di Kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Walaupun tidak ada data letusan yang pernah terjadi, tapi terdapat aktivitas fumarol yang terjadi di dinding kaldera dengan kedalaman 300 meter.

Menurut Sajarah Banten, sesampai di Banten Girang, Sunan Gunung Jati dan puteranya, Hasanuddin, mengunjungi Gunung Pulosari yang saat itu merupakan tempat kramat bagi kerajaan. Di sana, Gunung Jati menjadi pemimpin agama masyarakat setempat, yang masuk Islam. Baru setelah itu Gunung Jati menaklukkan Banteng Girang secara militer. Kemudian dia menjadi raja dengan restu raja Demak. Dengan kata lain, Gunung Jati bukan mendirikan kerajaan baru, tapi merebut tahta dari kerajaan yang sudah ada, yaitu Banten Girang

Gunung Pulosari (Pandeglang)
 Kali ini kami menjelajahi ke salah satu gunung di pandeglang yaitu PULOSARI, awal keberangkatan kami dari cilegon ke terminal pakupatan serang menggunakan bus itu kurang lebih 30 menit perjalanan.

setelah turun di terminal pakupatan kami langsung berpindah angkutan bus 3/4 menuju pertigaan mengger pandeglang kurang lebih waktu yang ditempuh 1 jam perjalanan. diperjalanan begitu panas dan didalam angkutan bus 3/4 itu kita harus duduk dikursi yang padat akan penumpang, terasa sangat pengap sekali udara didalam (huhh...namanya juga perjuangan untuk penjelajahan).

tapi tak terasa kami sampai di pertigaan mengger pandeglang. setelah turun dari angkutan bus 3/4 kami langsung mencari angkutan umum menuju pertigaan pulosari. dan setelah kita mendapatkan angkutan umum kami sebelumnya tawar menawar terlebih dahulu dengan supir angkutan umum tersebut. ketika sudah deal dengan harga yang pas kami berangkat menuju pertigaan pulosari kurang lebih perjalanan kita menuju kesana itu 30 menit.

Dan akhirnya sampai di pertigaan pulosari. inilah waktunya kita menggunakan kaki sendiri menuju kaki gunung pulosari. diperjalanan menuju kaki gunung kami haruslah melewati kampung yang keliatannya sih...tidak terlalu banyak warga atau masyarakat disana, karena rumah-rumah disana masih bisa terhitung jumlahnya, dan di perkampungan tersebut terlihat persawahan milik warga sekitar yang begitu luas.

Perjalanan menuju kaki Gunung Pulosari


Tak terasa kami menghabiskan waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke kaki gunung pulosari, disitu terdapat beberapa warung untuk beristirahat ataupun membeli sesuatu. disini bukan hanya kami yang beristirahat tapi banyak juga pengunjung dari luar kota yang ingin mendaki gunung pulosari.

Note: kalian yang ingin berkunjung kesini tidak usah kawatir untuk menempatkan kendaran kalian, karena disini ada tempat untuk menitipkan kendaraan kalian, tepat di warung-warung di kaki pulosari.

kebetulan saat kami sampai disalah satu warung yang akrabnya dipanggil warung Emak, tiba-tiba turun hujan. yah...kita mau berbuat apa lagi? terpaksa kami menunggu hujan reda.

tidak lama hujan sudah reda dan tanpa menunggu lagi kami langsung mendaki (Hiking) menuju puncak. di dalam perjalanan kami harus sangatlah berhati-hati karena pijakan kaki kami adalah tanah yang sudah tersiram air hujan dan batu-batu yang licin.

Hal itu tidak membuat kami takut ataupun putus asa tapi kami merasa lebih tertantang untuk menakhlukan track menuju puncak gunung pulosari. dan kegiatan berfoto-fotolah yang tidak kami lewatkan.







Sekitar 1 jam 45 menit kami berjalan kami menemukan curug yang begitu indah dan tertarik untuk bermain air disana yang dinamakan curug Putri. sebelum kami merasakan segarnya air dicurug Putri kami diwajibkan untuk mendaftarkan diri ke juru kunci gunung pulosari agar kami merasa lebih aman berada digunung pulosari. kami juga harus membayar seharga Rp. 5000 / kepala.

Curug Putri (Pulosari)

Note: tepat dicurug putri tersebut disediakan fasilitas seperti, warung, toilet, musolah dan tempat untuk bersalin pakaian.

setelah dari curug putri, kami melanjutkan perjalanan menuju puncak. tidak jauh berbeda dari perjalanan pertama kami juga harus melewati jalan yang licin dan haruslah extra hati-hati. tak terasa diperjalanan sekitar 2 jam kami menemukan kawah. dikawah itu juga banyak tenda-tenda para pendaki untuk beristirahat, kebetulan waktu sudah sore kami pun terpaksa mendirikan tenda untuk beristirahat.
Berfoto-fotolah sebelum beristirahat






untuk mendirikan tenda sangatlah sulit, karena kami harus menempatkan ditempat yang nyaman untuk diduduki atau ditiduri.
dan karena disini ada kaum wanita jadi kami para lelaki harus menjaga tempat kita beristirahat dan membiarkan wanita untuk tidur duluan ketika kami menjaga. setelah mereka tertidur kamipun ikut beristirahat ditenda kami sendiri.

suasana disini sangatlah sunyi dan dinginnya menusuk hingga kedalam tulang kami, saat dipagi hari juga kami serasa berada dipegunungan bersalju, dinginnya sungguh luar biasa.

pagi hari itu kami semua terbangun, waktunya untuk sarapan pagi untuk menjaga stamina dan tidak lemas ketika melanjutkan perjalanan menuju puncak.
setelah semuanya selesai sarapan dan membereskan semua peralatan penginapan kami, akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju ke puncak dan sama seperti sebelumnya sebelum kami mencapai puncak kami harus melewati jalanan yang licin. kami berjalan hingga ketinggian 1346Mdpl
hal yang tidak pernah terlewatkan adalah berfoto-foto

















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar