RSS

Gunung Pinang (Kramatwatu)

Konon ceritanya, di daerah pesisir teluk Banten hidup seorang janda miskin dengan anak laki-laki bernama Dampu Awang. Dampu Awang kemudian merantau dan menikah dengan anak gadis dari seorang pemilik kapal yang kaya raya, dan Dampu diangkat menjadi nahkoda. Suatu hari Dampu dan istri beserta pengawalnya berlayar dari negri malaka ke Banten, dan saat sampai ke teluk Banten dampu tidak mengakui ibunya yang miskin. Akhirnya saat Dampu
kembali berlayar, kapalnya dihantam badai angin puyuh dan terlempar jatuh tertelungkup, dan kemudian menjelma menjadi Gunung Pinang.



Gunung Pinang merupakan kawasan PERHUTANAN yang kemudian dijadikan daerah wisata, milik KPH Banten yang letaknya tepat di jalur utama lalu lintas Serang-Cilegon. Gunung Pinang sebenarnya adalah sebuah bukit yang tingginya hanya 300 mdpl dengan luas 222 Ha. Memang tidak terlalu menantang jika koprorels membandingkan dengan gunung-gunung tinggi yang pasti menjadi kebanggan Indonesia seperti Semeru, gunung Gede, Bromo atau Rinjani. Tetapi kawasan gunung Pinang yang masih sejuk bisa jadi pilihan untuk sekedar berolah raga melewati track berupa jalan beraspal yang sudah disediakan. Untuk mencapai puncak kita bisa berjalan kaki sejauh ± 2 kilo meter.
Gunung Pinang

Pemandangan di dalam kawasan gunung pinang merupakan hutan dengan jenis tanaman campuran seperti diantaranya adalah jati dan mahoni. 


Suasana di tengah perjalanan

Sementara dari atas puncaknya kita bisa menikmati panorama pemandangan lepas kota Merak, pulau Burung, dan kawasan situs sejarah Banten Lama dimana disana terdapat situs sejarah kerajaan Banten Girang abad ke-16, masjid agung dan terdapat makam Sultan Maulana Yusuf, anak dari Sunan Gunung Jati.

Panorama G. Pinang

Nah...Gunung Pinang ini juga Spot pertama kali kita untuk mendaki gunung.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar